denger kalimat
“kalau tau akan begini sih, pasti nggak akan ini, mending gitu aja”
Sejenak akal tergelitik untuk menelisik lebih jauh.
Haruskah setiap hari – hari kita diisi penyesalan?
Ketika kita berkata hal yang demikian tadi, bukankah memang pada kenyataannya, kita nggak akan pernah tau apa yang ada di depan kita.
Salah jalan, salah keputusan, menyesal.
Memang sudah sunatullah, manusia menyesal di akhir.
Disanalah peran planning. Perencanaan.
Kita tak pernah tau apa yang akan kita hadapi di depan, disitulah planning mengambil peran bagi kita supaya kita memiliki gambaran “ingin apa”?
Bukan lagi masalah kita yang merasa sempit, tapi kita yang tak mencoba melapangkan.
Lapang atau sempitnya keadaan, tergantung bagaimana kita berfikir.
Kalau kita merasa sempit, permasalahan yang ada justru semakin menghimpit.
Jika kita merasa lapang, permasalahan hanya sebuah jalan berbatu yang bukan menjadi masalah besar untuk kita.
Pernah mendengar sebuah kata dari sebuah film “kita yang menciptakan monster kita sendiri”.
Monster biasanya merupakan lambang ketakutan dari orang – orang. Ada yang menganggap laba – laba itu menakutkan, itulah yang dikatakan monster oleh sebagian orang.
Bisa jadi, hal yang kita takutkan sudah menjadi monster dalam diri kita yang malah menghambat kinerja kita sendiri.
Merasa ada tembok besar.
Padahal bukan berarti tembok itu tidak bisa dihancurkan.
Hanya saja, kita sulit mengalah dengan keberanian kita. Kita lebih bangga dengan egois yang menjadikan tembok itu semakin tinggi.
Dulu bisa, kenapa sekarang nggak bisa?
Hanya karena suasana berbeda.
Padahal manusia dituntut untuk selalu beradaptasi dengan perubahan, tanpa mengubah prinsipnya.
Jadi,
Sudah sunatullah kita akan menyesal jika melakukan kesalahan. Jadi, rencanakan sedetail mungkin. Eksekusi sebaik mungkin 🙂
SEMANGAT!!!